Yogyakarta, 20 Juni 2024– Dalam upaya memperkaya wawasan mahasiswa dan masyarakat tentang pemanfaatan teknologi informasi dalam melestarikan kearifan lokal, Minat Studi Manajemen Informasi dan Perpustakaan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengundang dosen tamu Wiwit Prasetyono, Program Manager Kawedanan Tandha Yekti dari Keraton Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang WOW (Windows of the World) Perpustakaan Pusat UGM dari pukul 19.00 hingga 21.00 WIB.
Acara dimulai dengan pengantar dari Safirotu Khoir, SS., MIM., Ph.D, sebagai dosen pengampu mata kuliah Informetrik. Beliau menekankan pentingnya keberagaman budaya dan peran teknologi dalam melestarikan dan mempromosikan budaya lokal. “Teknologi memungkinkan kita untuk menjangkau orang-orang yang mungkin tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengunjungi keraton secara langsung,”ujarnya.
Wiwit Prasetyono kemudian berbagi wawasan tentang bagaimana Keraton Yogyakarta telah memanfaatkan teknologi informasi untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Jawa. Dia menyoroti beberapa inisiatif, termasuk pengarsipan digital naskah kuno dan penggunaan media sosial untuk berinteraksi dengan audiens yang lebih luas. “Kawedanan Tandha Yekti adalah departemen yang ada di bawah Gusti Kanjeng Ratu Hayu langsung. Departemen ini sebagai pusat data dan informasi dengan melakukan publikasi dan dokumentasi segala hal tentang budaya keraton. Kami juga membuat video dokumenter tentang suatu upacara adat dengan durasi sekitar 30 hingga 1 jam,” jelas Wiwit.
Salah satu poin utama presentasi Wiwit adalah pentingnya keberagaman budaya di era digital. Dia membahas bagaimana internet dapat menjadi platform bagi berbagai budaya untuk berinteraksi dan belajar satu sama lain. “Dengan membagikan kearifan lokal kita secara online, kita berkontribusi pada permadani pengetahuan dan pemahaman global,” katanya.
Para hadirin, yang terdiri dari mahasiswa sangat antusias. Banyak pertanyaan diajukan tentang aspek praktis dari mengintegrasikan teknologi dengan pelestarian budaya. Wiwit memberikan jawaban yang rinci, berdasarkan pengalamannya yang luas di Keraton Yogyakarta. Dia juga berbagi kisah sukses tentang bagaimana inisiatif digital telah membantu melestarikan seni dan kerajinan tradisional.
Safirotu Khoir, SS., MIM., Ph.D menutup acara dengan mengucapkan terima kasih kepada Wiwit Prasetyono atas wawasan berharga yang diberikan dan mendorong hadirin untuk berpikir kreatif tentang bagaimana mereka dapat menggunakan teknologi untuk melestarikan warisan budaya mereka sendiri. “Kita harus merangkul teknologi bukan sebagai ancaman bagi tradisi kita, tetapi sebagai alat untuk meningkatkan dan membagikannya,” ujarnya.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kuliah dan lokakarya yang diselenggarakan oleh Program Studi Manajemen Informasi dan Perpustakaan UGM, yang bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara pengetahuan tradisional dan teknologi modern. Program ini mendapat tanggapan positif dari peserta, yang menghargai kesempatan untuk belajar dari para ahli di bidangnya.
Keberhasilan acara ini menegaskan potensi teknologi untuk memainkan peran penting dalam pelestarian budaya. Ini juga menyoroti pentingnya lembaga pendidikan seperti UGM dalam mendorong dialog dan kolaborasi antara berbagai sektor masyarakat.
Penulis: Inarotul Nur Halizah
Kata Kunci: SDGs, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi dan Infrastruktur